KELOMPOK TANI SEDYO MAKMUR PADUKUHAN SUDIMORO KALURAHAN KELOR BELUM MEMILIKI HAND TRACKTOR
16 Juli 2022 22:25:08 WIB
Kelompok Tani Sedyo Makmur yang berlokasi di Padukuhan Sudimoro Kalurahan Kelor Kapanewon Karangmojo, tidak seperti biasanya di Masa Tanam ke III di tahun 2022 ini 7 anggota petaninya berani untuk mencoba bertanam padi dengan varietas Mapan 05, Pajajaran dan Beras Merah. Belum pernah terjadi dalam sejarah pertanian di Kelompok ini berani untuk melakukannya dikarenakan banyak factor. Lahan di kelompok Tani Sedyo Makmur ini adalah sawah tadah hujan yang biasa ditanami padi di Masa Tanam I dan Masa Tanam ke II. Pada Masa Tanam I hasil panen padi tidak terlalu baik karena sejak masa pertumbuhan padi sudah terkena penyakit dimana daun padi berwarna kuning kecoklatan dan pertumbuhan menjadi terhambat. Pada Masa Tanam ke II produksi padi sangat baik, dan hanya beberapa lahan saja yang dimasa menjelang panen muncul wereng hijau tetapi tidak terlalu berpengaruh besar terhadap produksi padi karena populasi dari wereng hijaunya belum seberapa dan bersamaan dengan dimulainya panen. Beberapa jenis varietas padi di coba di tanam antara lain mapan 05, cakra, supadi, ciherang, inpari 42 dan beberapa varietas yang berumur pendek. Penggunaan pupuk selain kimia juga beberapa petani menggunakan pupuk organik yang dibuat sendiri oleh para petani dengan berbagai material antara lain buah buahan dan daun selain menggunakan biang mikro berupa EM4 dan biang mikro alami yang Sebagian belajar dari internet, buku dan lainnya. Kelompok ini terdiri lebih dari 50 anggota yang 90 prosen menggarap tanah sewa berupa lungguh pamong kelurahan dan tanah kas Kalurahan Sebagian kecil menggarap tanah milik perorangan. Beberapa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kelompok sampai hari ini berupa hand spayer, pompa air dan satu mesin perontok padi. Sebenarnya banyak kebutuhan pokok kelompok ini yang belum dimiliki dikarenakan sedikitnya kas keuangan kelompok. Hand tracktor yang menjadi alat penting sebagai pengganti kerbau dan sapi dalam membajak belum juga dimiliki, sejak puluhan tahun dan puluhan proposal diajukan untuk memiliki Hand Tracktor ini nyatanya juga tidak pernah terealisasi. Terpal sebagai sarana dan prasarana panen di sawah maupun untuk penjemuran gabah juga belum dimiliki, sehingga pada saat panen sudah menjadi kebiasaan untuk saling pinjam terpal. Biaya operasional untuk pertanian di kelompok tani Sedyo Makmur sangat tinggi jika semua diperhitungkan dengan Analisa usaha tani, dari kebutuhan air Sebagian besar membayar sumur bor untuk per jamnya Rp 60.000,-, sewa tanah, ongkos Hand Tracktor, tenaga kerja dan sebagainya. Biaya yang besar ini tentu harus disiasati agar petani bisa menikmati produksi padinya dengan mengurangi biaya operasional. Lebih dari banyaknya hitung menghitung rugi laba, memiliki dan tidak memiliki sarana dan prasarana yang layak petani memiliki satu kebanggaan Ketika memperoleh panen yang melimpah, dan sebuah kata Bahagia yang tidak mungkin ditukar dengan apapun. Kelompok tani juga membutuhkan pendamping dalam mengelola pertaniannya sehingga kedepannya pertanian mampu menjadi sumber mata pencaharian yang tidak kalah dengan hasil bidang kerja yang lain.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PEMBINAAN REPRODUKSI PADA REMAJA
- RAPAT KELEMBAGAAN DANA KEISTIMEWAAN
- PERTEMUAN RUTIN KELOMPOK DESA PREUNER
- PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI BULAN NOVEMBER 2014
- PELANTIKAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA KELOR
- RAKOR EVALUASI PENGELOLAAN WEBSITE DAN MEDSOS KALURAHAN SE KABUPATEN GUNUNGKIDUL
- KEGIATAN KWT KALURAHAN KELOR