Petani Desa Kelor berani berubah
16 Oktober 2017 15:16:22 WIB
Puluhan Tahun petani Desa Kelor bertanam polowijo disebabkan karena kondisi tanah yang memperoleh air hanya pada saat musim penghujan. Tetapi kini setelah tersedianya sumur boor / deep well yang menyebar disemua padukuhan beberapa petani mulai mencoba untuk berpindah dari kebiasaan turun temurun yang tidak berubah yakni pada triwulan pertama hujan menanam padi baik di tegal maupun di sawah tadah hujan; kemudian di triwulan berikutnya menanam kacang, kedelai dan jagung; pada triwulan selanjutnya kebanyakan menanam jagung. Kebiasaan ini tentu saja membuat nyaman, namun untuk meningkatkan produktifitas menjadi lebih lamban. Beberapa kali uji coba dilakukan petani dengan harapan memperoleh produksi yang besar antara lain yang sudah dicoba adalah tembakau dan tebu. Untuk saat ini sulit diketemukan petani yang menanam tembakau dikarenakan lebih banyak menderita kerugian dari pada keuntungan. Untuk tanaman tebu juga tidak terlalu luas. Beberapa tahun terakhir petani mulai menanam padi pada masa tanam pertama dan masa tanam kedua, selanjutnya polowijo dan kini mulai berkembang tanaman sayur dan buah serta hortikultura. Anton Tukiyat petani dari padukuhan Sudimoro telah dicoba menanam melon dan telah berhasil panen beberapa kali. Dari informasi yang diberikan secara umum perlakuan untuk tanaman melon membutuhkan biaya lebih kurang Rp 6000,- per setiap batang sampai panen. Rata-rata satu buah melon yang dipanen terakhir tanggal 15 Oktober 2017 kemarin setiap satu buah melon mencapai bobot 2,4 kg pada umur 60 hari. Penggunaan pupuk organik buatan Anton Tukiyat sendiri sangat mendukung kualitas melon yang dihasilkan. Padukuhan Slametan dan Karangayu juga telah beberapa kali panen cabai, terong, timun dan sayuran lainnya. Untuk padukuhan Kelor baru diuji coba dan telah merasakan hasil panen cabainya, untuk kondisi saat ini sudah persiapan lahan untuk menanam cabai. Secara kreatif Pemerintah Desa dan masyarakat berusaha semaksimal mungkin untuk mulai mengembangkan berbagai jenis tanaman agar pendapatan para petani semakin meningkat. Untuk dibeberapa daerah lain mungkin ini tidaklah sesuatu yang membanggakan, tetapi untuk petani di Desa Kelor aksi dari petani yang berani merubah kebiasaan pola tanam ini sangat membanggakan. Semoga pada musim penghujan tahun ini para petani mulai lebih memaksimalkan pemanfaatan lahan yang ada di pekarangan selain memaksimalkan tanah tegal maupun tadah hujan. Kebutuhan akan air, matahari, pupuk, sumber daya lainnya sudah tersedia; menjadi petani modern yang berpenghasilan lebih tentunya bukanlah mimpi, tinggal menunggu waktu saja para petani di Desa kelor akan menikmati hasil yang luar biasa.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- PEMBINAAN REPRODUKSI PADA REMAJA
- RAPAT KELEMBAGAAN DANA KEISTIMEWAAN
- PERTEMUAN RUTIN KELOMPOK DESA PREUNER
- PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI BULAN NOVEMBER 2014
- PELANTIKAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA KELOR
- RAKOR EVALUASI PENGELOLAAN WEBSITE DAN MEDSOS KALURAHAN SE KABUPATEN GUNUNGKIDUL
- KEGIATAN KWT KALURAHAN KELOR